Ketika kita berbicara tentang cinta maka seketika
yang ada dalam benak kita adalah ‘apa itu cinta',apakah ia sebuah
benda,ataukah ia hanya sebuah karya ilmiah berbentuk tulisan yang
menggambarkan keadaan ataupun kondisi bathin seseorang tatkala ia
merasakan suatu bentuk rasa/feel yang kebanyakan orang menyebutnya'Rasa
Cinta' ataukah ia hanya merupakan khayalan/mimpi yang muncul di alam
bawah sadar tatkala seseorang dikehidupan nyatanya ‘TERSENGAT' oleh
suatu bentuk rasa yang sulit untuk ia gambarkan lewat kata-kata namun
dirasakannya ada,tatkala ia bertemu dengan lawan jenisnya yang
dianggapnya sebagai soulmate/belahan jiwanya,dimana dalam sejarahnya
seorang wanita/hawa diciptakan tuhan dari tulang rusuk lelaki/adam.
Namun
apapun bentuknya,jelas sekali disini menggambarkan adanya Cinta
sebagai Diri dan Cinta dalam hubungannya dengan seseorang / banyak
orang ( Relation ).
Coba Simak yang ini :
a.Cinta sebagai diri.
Cinta itu sendiri hakikatnya dilihat dari sisi penciptaan adalah juga merupakan makhluk sebagaimana layaknya makhluk-makhluk ciptaan tuhan lainnya namun ia lebih pada bentuk karya cipta yang tidak nyata namun ia ada dan erat sekali kaitannya dalam hidup dan kehidupan setiap makhluk.
Cinta itu sendiri hakikatnya dilihat dari sisi penciptaan adalah juga merupakan makhluk sebagaimana layaknya makhluk-makhluk ciptaan tuhan lainnya namun ia lebih pada bentuk karya cipta yang tidak nyata namun ia ada dan erat sekali kaitannya dalam hidup dan kehidupan setiap makhluk.
b.Cinta Dalam Hubungan/Relation.
Karena cinta itu sendiri telah ada dalam setiapdiri/makhluk maka ia terapresiasikan ke dalam bentuk bahasa jiwa seperti bahagia ataupun sedih,susah ataupun senang,suka ataupun duka,dsbnya.
Malah ia terkadang sering berubah-ubah bentuk emosi jiwa,baik dalam hal cara mengapresiasikan/perwujudannya maupun dari sisi penerimaan dari lawan jenis.
Karena cinta itu sendiri telah ada dalam setiapdiri/makhluk maka ia terapresiasikan ke dalam bentuk bahasa jiwa seperti bahagia ataupun sedih,susah ataupun senang,suka ataupun duka,dsbnya.
Malah ia terkadang sering berubah-ubah bentuk emosi jiwa,baik dalam hal cara mengapresiasikan/perwujudannya maupun dari sisi penerimaan dari lawan jenis.
Berangkat dari kedua hal tersebut diatas
maka lahirlah berbagai anggapan orang sesuai dengan keadaan yang
dirasakannya maupun dari cara memandang/memaknai cinta itu sendiri,yang
diantaranya ada yang beanggapan:
1.Cinta itu Indah.
2.Cinta itu sebagai sebuah misteri.
3.Cinta itu Buta.
Dsbnya.
1.Cinta itu Indah.
2.Cinta itu sebagai sebuah misteri.
3.Cinta itu Buta.
Dsbnya.
Saya mencoba menarik garis tengah/benang merah dari berbagai anggapan itu denagn sebuah pernyataan yaitu "LOVE IS LIFE" alias CINTA BERARTI HIDUP
karena sangat erat sekali kaitan diantara keduanya dimana Cinta tidak
akan ada jika tidak adanya Hidup dan Hidup tidak akan mempunyai arti /
sia-sia jika tanpa Cinta.
Malah saya beranggapan seolah-olah cinta itu telah menjadi nyawa/jiwa/soul dalam hidup dan kehidupan semua makhluk.
Pengertian jiwa disini ialah sesuatu yang membuat hidup atau menjadikan sesuatu menjadi hidup atau dengan kata lain cinta itu sendiri membawa misi hidup dan kehidupan.
Pengertian jiwa disini ialah sesuatu yang membuat hidup atau menjadikan sesuatu menjadi hidup atau dengan kata lain cinta itu sendiri membawa misi hidup dan kehidupan.
Agar lebih jelas mari kita lihat beberapa kasus dibawah ini:
Seorang
ibu karena kecintaannya yang begitu besar pada anaknya rela berjuang
antara hidup dan mati tatkala melahirkan demi melihat sang anak lahir
dan merasakan hidup,dan tidak hanya sampai distu saja bahkan ia masih
harus berjuang dalam mengasuh,mendidik,dan membesarkannya hingga dewasa
serta siap mengayuh bahtera kehidupannya sendiri.
Seorang
lelaki yang merasa frustasi dengan melakukan hal-hal yang negative
sebagai penyaluran rasa sakit hati dan kebencian yang teramat sangat
karena merasa hidupnya sudah tidak punya arti lagi setelah ditinggal
pergi sang kekasih yang berpaling pada laki-laki lain yang dianggapnya
lebih baik dan lebih pantas baginya hingga pada suatu ketika ia bertemu
dengan seorang gadis yang dianggapnya telah membawa kembali hidupnya
beserta cintanya yang dulu telah pergi bersama kekasihnya dulu.
Dari
kedua kasus tersebut yang jadi pertanyaan kita adalah apakah sang anak
ataupun kekasih tersebut yang membuat ia hidup sedang kita tau bersama
bahwa tidak mungkin seorang hamba menghidupkan hamba yang lain karena
hanya Tuhanlah yang berkuasa untuk melakukan itu semua.
Kalaupun seseorang itu merasa hidup itu dikarenakan hatinya
telah kembali menjadi hidup setelah mendapatkan apa yang
diinginkannya,dari sini kita tau bahwa hubungan manusia yang satu
dengan yang lain diikat dalam hubungan rasa......baik itu Rasa Cinta,Rasa Kasih,Rasa Sayang,dsnya yang NOTABENE rasa-rasa tersebut ada didalam HATI .
Cinta menjadi indah karena ia melahirkan rasa aman,nyaman,damai dan bahagia.
Hanya Hati yang Hidup
saja yang bisa merasakan rasa tersebut dia atas yang terimplementasikan
/ terapresiasikan lewat bahasa jiwa dan bahasa tubuh seperti rasa
rindu / kasmaran,selalu ingin berduaan serta berdekatan terus dengan
pasangannya hingga tidak ingin dipisahkan walau oleh / dengan apapun
bahkan rela mati bersama seperti pada kisah Romi dan Yuli.
Cinta menjadi sebuah misteri karena ia memerlukan waktu,pengenalan,dan penyesuaian bentuk maupun rasa .
Sebelum
kita melangkah lebih jauh perlu kita ketahui bersama apa itu
waktu,menurut hemat penulis waktu memiliki arti harfiah adalah suatu
perjalanan dari perhitungan matematis misal waktu ke menit,menit ke jam
dstnya.Ataupun arti lainnya seperti perjalanan hidup dan perjalanan takdir.
Yang dimaksudkan disini adalah saat/ketika pertemuan maupun berakhirnya suatu hubungan Cinta Kasih diantara dua atau lebih pelakunya.
Perlunya pengenalan disini penekanannya pada pengenalan diri akan hakikat siapa diri kita sesungguhnya dan apa yang sebenarnya yang diinginkan dalam hidup ini.
Yang dimaksudkan disini adalah saat/ketika pertemuan maupun berakhirnya suatu hubungan Cinta Kasih diantara dua atau lebih pelakunya.
Perlunya pengenalan disini penekanannya pada pengenalan diri akan hakikat siapa diri kita sesungguhnya dan apa yang sebenarnya yang diinginkan dalam hidup ini.
Dan hal tersebut memerlukan kesesuian bentuk maupun rasa yang telah ada didalam diri yang umumnya disebut sebagai fitrah/sejatinya diri. ianya
merupakan suatu proses yang tidak mudah bahkan perlu perjuangan dan
pengorbanan yang tidak sedikit untuk dapat sampai pada HAKIKAT /
KENYATAAN yang sesungguhnya.
Cinta menjadi buta karena ketidaktahuan ataupun kekeliruan cara memandang dan memaknainya.
Hal
ini berkaitan erat dengan apa yang dibahas sebelumnya diatas tadi,Cuma
yang menjadi penekanan disini adalah jika keliru cara
memandang/memaknai CINTA maka akan keliru pula pada prakteknya dan pada
apa yang akan didapat (dihasilkan)dan seringkali yang terjadi adalah
sebuah Dilema,dan rasa frustrasi yang bermuara pada Penganiayaan ke atas Diri Sendiri bahkan pada orang lain
Meski
Samar namun hal ini sering menghinggapi kebanyakan pribadi dan bahkan
sampai ikut berperan aktif menimbulkan kerusakan / kehancuran umat
manusia baik sebagai suatu Pribadi, Kaum, Masyarakat, bahkan sebagai
Bangsa/Negara.
Apakah ada kaitan antara diri sebagai sebuah pribadi,cinta dan kehidupan ?
Jawabnya ADA,karena
seorang insan yang baik tentunya akan mampu meletakkan cinta pada
hakikat yang sesungguhnya sehingga akan mampu pula menghargai arti
hidup dan kehidupan yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha
Esa,sehingga pada akhirnya terciptalah pula kehidupan yang DAMAI lagi BAHAGIA dimuka bumi ini.
Akhirul Kalam andai boleh Penulis memberikan pendapat sebagai Kesimpulan dari tulisan ini...........
Letakkanlah Kecintaan kepada Allah Swt diatas segala kecintaan kita pada hamba-hamba allah lainnya karena dari dialah kita berasal dan hanya padanya jua akhirnya kita akan kembali....Amin Ya Rabbal Alamin.
Letakkanlah Kecintaan kepada Allah Swt diatas segala kecintaan kita pada hamba-hamba allah lainnya karena dari dialah kita berasal dan hanya padanya jua akhirnya kita akan kembali....Amin Ya Rabbal Alamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar