Kamis, 08 November 2012

ketika kader melemah


Ketika diri Mulai Melemah
Saat Sholat hanya sekedar menggugurkan kewajiban
tepat waktu tak lagi dihiraukan
Saat Al-Quran hanya sekedar bacaan
tidak di tadabur ulang
Saat hafalan tak lagi menggairahkan
bahkan sampai-sampai berantakan
Turun liqo tidak tepat waktu
dengan alasan itu-itu melulu..
Dimanakah jiwa-jiwa yang bergelora itu ?
Terkuburkah  ia oleh nafsunya?
Dimana letak akan rindu-rindu yang terpaut akan cinta-Nya ?
Sedang tertidur pulaskah iman nya ?

Ikhwah fillah..

Adakalanya kita merasa sangat bersemangat, hingga dada ini merasakan euphoria
Yang tak putus-putus, hingga raga begitu ringan, lisan begitu lancar. Terkadang kita sampai lupa
Kalau orang lain tak sama halnya dengan kita..
Namun saat segala sesuatu tak berpihak kepada kita, bukan hanya orang lain yang kita buat menderita
Bahkan diri kita sendiri. Sungguh pada tiap pergiliran itu terdapat ibrah agar kita banyak beristigfar,Disaat bersemangat dan banyak bersyukur disaat susah, karena Allah tidak pernah meninggalkan kita.
Kita diberikan kesulitan agar ingat untuk tidak melupakan-Nya saat orang-orang menyanjung kita, ide-ide Kita berdaya guna, atau bahkan retorika da’wah kita yang semakin kaya.
Bercerminlah dari kesalahan orang lain untuk melihat bagaimana diri kita, karena sebaik-baik manusia Adalah mereka yang melakukan islahun nafs. Melihat segala sesuatu dari berbagi sudut pandang yang berbeda ternyata membuat mereka kaya akan pengalaman jiwa.
“kala fajar hendak berpendam mentaripun belum bersinar, sebongkah dendam membara memburu sang hamba yang bersahaja, raganya tak seperti kita namun semnagtnya menembus semesta dari kursi roda mengguncang dunia untuk kemerdekaan palestina..darah membuncah menyirami bumi..
Kita terlalu senang dengan kenikmatan hingga takut kesulitan
Semoga penggalan nasyid tadi menguatkan hati yang rapuh, membesarkan jiwa yang kecil,
Melapangkan dada yang sempit, dan mengendurkan keletihan yang menghimpit.
Raga boleh sakit, bahkan koyak..namun jiwa harus tetap kaya !
Allah maha baik dan mencintai kita sehingga memilih kita untuk dipertemukan dijalan-Nya.
Tiada kekuatan selain kekuatan Allah ta’ala dan kesempurnaan hanya milik-Nya
Mintalah kekuatan itu untuk tetap berjuang dan belajar untuk menyempurnakan amal kita.
Faidzaa a’azamta..fatawakkal ala Allah..kokohkanlah tekad dan keyakinan maka setelah itu
Serahkan segala urusan hanya Kepada-Nya ..

Ikhwah Fillah..

Allah maha baik dan mencintai kita karena telah mempertemukan dijalan-Nya
Dengan Tarbiyah semua menjadi berbeda dan penuh berkah..
Tarbiyah telah menghidupkan jiwa kita yang berkelana mencari makna, membuat orang lain
Menjadi saudara, memuliakan yang terhina, memunculkan potensi yang berdaya guna
Melejitkan akal dan raga untuk tujuan da’wah yang mulia. Rasanya sungguh tak layak jika kita tukar dengan kesenagangnya orang-orang diluar sanah…
Apalagi diabaikan demi sesuatu yang tidak member jamainan kebaikan kepada kita..
Jiwa yang tertempa adalah letak kehidupan kita.
Kekayaan jiwa akibat keimanan yang kuat dan amal-amal yang mulia, memudahkan sesuatu yang sulit meringankan yang terasa berat..menyegerakan yang tertunda, mengingatkan yang sedang lupa, menghibur yang kecewa..memberi harapan yang berputus asa dan kepercayaaan diri
Bagi yang belum memilikinya.
Semakin lama Tarbiyah hendaknya semakin membuat diri kita baik dari sebelumnya !
Usia tarbiyah seharusnya menunjukan kematang jiwa dan keyakinan kita. Namun terkadang
Sesuatu sering tidak berjalan sebagiamana mestinya. Karena kita yang kurang bermujahadah kepada-Nya kurang mendidik mental kita hingga ahirnya jiwa itu pun lemah..
Perbaikilah diri kita sebagiaman kita selalu memperbaiki penampilan kita.
Hidayah itu mahal akan tetapi istiqomah jauh lebih mahal ! menjadi baik itu sulit tapi bertahan dalam kebaikan itu jauh lebih sulit !
Kita adalah hadiah terbaik dari Rabb sebagai generasi penerus risalah Nabi Muhammad
Laksana kedipan mata betapa kita sangat berharga bagi ummat ini.
Hati kita perlu dibersihkan dari kemauan-kemauan yang hanya berdasar pada jiwa yang sempit.
Semoga Allah senantiasa member petunjuk serta menghimpun hati-hati kita dan membuat kita saling mencintai karena-Nya.
Allahumma innaka ta’lamu anna haadzihil quluub..fawatsiqillaah humma robithotaha..3x
Wahai Allah yang Maha lembut..
Tetapkanlah pijakan kaki kami dijalan da’wah..
Cukupkan hati kami dengan kenikmatan dalam keletihan dijalan-Mu
Hidupkan hati kami dengan iman dan kecintaan pada da’wah ini..
Wahai Allah saksikan kami hamba-Mu yang mencintai-Mu dan saling mencintai karena-Mu..


Rosy Fatmawati Syahril

CEWEK PISANG GORENG



1. Tidak terbungkus. Terbuka mengumbar lekuk diri.
Kena angin, kena debu.
2. Buatnya mudah. Harganya murah. Jualnya di pinggir jalan. Di gerobak yang sudah mulai reot pula.
3. Yang beli kebanyakan mahasiswa. Atau yang
berkantong sekelas mahasiswa.
4. Sebelum dibeli, dipegang-pegang, diraba-raba. Cari yang panas lagi garing. Dipegang 10, ternyata yang dibeli hanya satu. Itu pun ngutang lagi.


CEWEK LAPIS LEGIT

1. Terbungkus rapi. Tak kena angin, bersih dari debu. Ada juga yang tersangkarkan dalam kotak indah menawan hati. Kalau kotaknya saja indah apalagi isinya.
2. Buatnya sulit. Lapis perlapis. Lapis pertama dibuat, jangan terlalu tebal, tak boleh terlalu tipis. Lalu panaskan. Lanjut ke lapis kedua. Begitu terus. Melelahkan memang. Namun ada jaminan kualitas di sana. Dipajang di dalam etalase kaca, bersih nan steril. Awas, tak boleh ada yang sembarang menyentuh!
3. Pembelinya dari kalangan berada. Berkantong tebal. Dari khalayak bertahta, juga berharta. Yang berkantong mahasiswa, jarang ada yang mendekat, ini bukan level Anda!
4. Tak boleh dipegang-pegang. Cukup melihat saja, sekedar melirik. Kalau senang, silakan bayar. Dibungkus rapi dan silakan bawa pulang. Nanti dinikmati, dirasai, ketika sudah sepenuhnya menjadi belahan hati.

Nah, tipe yang manakah Anda? CEWEK PISANG GORENG atau LAPIS LEGIT?

(Terinspirasi dari jabaran Mas Felix di Islamic Leadership Training, Ahad 30 Agustus 2012)
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...